Untukmu bumi kandungku
Dimana banyak tahta ditanamkan
Semua membetangkan permadani indah sampai tapak jejakku
Semua bersatu suara pada kepak-kepak sayapku
Itu dulu, sekarang
Katamu negeri barat lebih lembut pesonanya
Dan kau generasi masa kini yang haus akan pengakuan dunia
Lantas perlahan kau tanggalkan pilar-pilar yang melekat pada tubuh sang garuda
Untukmu bumi kandungku
Dimana banyak tekad dimakamkan
Janganlah kau lupakan siapa yang telah membawamu pada kebebasan dalam bersemesta
Tahukah kau bahwa aku tercipta dari aliran darah deras jutaan geriliyawan, titihan doa ibu ditengah malam, cucuran keringat di bawah sengatan mentari, dan bait-bait harapan dari sang pujangga
Kelak bila telah kau rasakan pahit dibalik manisnya sandiwara birokrasi dunia pandanglah langit tajam-tajam, biarpun kencangnya angin menghempas, aku tetap mengudara, karena telah terselip cita-cita luhur dari para pejuang pendahulumu
Cerita lalu kini hanya sebuah elegi
Aku terbang dengan membawa bekas-bekas jerat
Walau banyaknya anak panah menancap
Aku tetap meradang menerjang
Karena, aku adalah rasa yang kalian titipkan
CC : Manusia dan Pandangan Hidup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar