Tak semua pedang menusuk darah hasilnya, namun celah luka boleh jadi penyebab sakitnya
entah mengapa dua orang itu bagai purnama yang merindukan pagi
menatap tajam putaran demi putaran jarum jam dimuka dinding
sudah berapa nafas yang mereka hembuskan demi melangkahkan kaki menuju persinggahan abadi
Bulan memang takkan terbelah tanpa menyampaikan kisah laranya padaku
aku menyadari itu, andai semua yang kugapai mengerti inginku, pastilah asa yang dititipkan telah mengudara layaknya kapas
Bertanyalah langit pada jiwa,
masihkah kau pantas ditimang ? sebab panjangnya untaian pakta telah menjulur membuntuti, tak mungkin terkenang rasa-rasa yang mereka sandarkan pada tangkai rapuhmu
Dibalik tajamnya pedang ini terbaring rasa-rasa yang mungkin tersesat, apakah aku direstui adanya
berlumurlah rasa sesal di raga ini
menorehkan abdi yang kusebut janji
Bila padang belati yang mereka percayakan, akan kususuri satu-satu sampai tak terbatas
CC : Manusia dan Tanggung jawab serta Pengabdian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar