kepulan asap mengepul pekat disini tatkala malam datang
suara-suara lantang yang menghiasi kota megapolitan sedari ibadah jumat tadi memecah keheningan.
ketika toleransi menutup sebuah keimanan
isu siapa yang sedang kita elu-elukan ?
yang disana lantang membela kemajuan
yang disitu lantang menyerukan kata-kata kema'rufan
ketika hasil tak kunjung keluar
yang terjadi adalah peristiwa bakar-membakar
lalu cacian di telinga menyebar
entah siapa yang hendak menjadi kusir
memegang kendali atas semua hal yang sulit diminimalisir
negeri sejuta bungapun disirami hujan pasir
apabila qolbu diganggu, siapa pula yang tidak terbakar ghairahnya
lalu, siapakah musuh sejati kita ?
ialah kau yang menutup telinga akan firman-Nya, mengukir dua cerita bersebrangan
entah racun apa yang kau tenggak hingga kearifan kau sebut jalan keonaran,hatimu meyakini-Nya tapi matamu kesilauan ilusi dunia, kau tunjukan jari telunjukmu namun kau lupa tiga dari jarimu mengarah padamu. ku yakin kau tak jua tau siapa penyulut api semalam. Ialah golonganmu yang benci akan keindahan
malam kedamaian berubah menjadi kerusuhan
semuanya sudah pecah beradu
media mana-mana pun saling perpadu
memutar poros kebenaran yang tabu
maka bersorak-sorailah sang provokator
CC : Ilmu Budaya Dasar ; Manusia & Penderitaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar