Sabtu, 05 November 2016

SAJAK : MALAM EMPAT SEBELAS

kepulan asap mengepul pekat disini tatkala malam datang
suara-suara lantang yang menghiasi kota megapolitan sedari ibadah jumat tadi memecah keheningan.

ketika toleransi menutup sebuah keimanan 
isu siapa yang sedang kita elu-elukan ?
yang disana lantang membela kemajuan
yang disitu lantang menyerukan kata-kata kema'rufan

ketika hasil tak kunjung keluar
yang terjadi adalah peristiwa bakar-membakar
lalu cacian di telinga menyebar

entah siapa yang hendak menjadi kusir 
memegang kendali atas semua hal yang sulit diminimalisir
negeri sejuta bungapun disirami hujan pasir

apabila qolbu diganggu, siapa pula yang tidak terbakar ghairahnya
lalu, siapakah musuh sejati kita ?
ialah kau yang menutup telinga akan firman-Nya, mengukir dua cerita bersebrangan

entah racun apa yang kau tenggak hingga kearifan kau sebut jalan keonaran,hatimu meyakini-Nya tapi matamu kesilauan ilusi dunia, kau tunjukan jari telunjukmu namun kau lupa tiga dari jarimu mengarah padamu. ku yakin kau tak jua tau siapa penyulut api semalam. Ialah golonganmu yang benci akan keindahan

malam kedamaian berubah menjadi kerusuhan
semuanya sudah pecah beradu 
media mana-mana pun saling perpadu
memutar poros kebenaran yang tabu
maka bersorak-sorailah sang provokator







CC : Ilmu Budaya Dasar ; Manusia & Penderitaan 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar