Minggu, 27 November 2016

Sajak : PETUAH SANG GARUDA

Untukmu bumi kandungku 
Dimana banyak tahta ditanamkan 
Semua membetangkan permadani indah sampai tapak jejakku
Semua bersatu suara pada kepak-kepak sayapku

Itu dulu, sekarang

Katamu negeri barat lebih lembut pesonanya
Dan kau generasi masa kini yang haus akan pengakuan dunia 
Lantas perlahan kau tanggalkan pilar-pilar yang melekat pada tubuh sang garuda

Untukmu bumi kandungku
Dimana banyak tekad dimakamkan
Janganlah kau lupakan siapa yang telah membawamu pada kebebasan dalam bersemesta

Tahukah kau bahwa aku tercipta dari aliran darah deras jutaan geriliyawan, titihan doa ibu ditengah malam, cucuran keringat di bawah sengatan mentari, dan bait-bait harapan dari sang pujangga

Kelak bila telah kau rasakan pahit dibalik manisnya sandiwara birokrasi dunia pandanglah langit tajam-tajam, biarpun kencangnya angin menghempas, aku tetap mengudara, karena telah terselip cita-cita luhur dari para pejuang pendahulumu

Cerita lalu kini hanya sebuah elegi
Aku terbang dengan membawa bekas-bekas jerat
Walau banyaknya anak panah menancap
Aku tetap meradang menerjang
Karena, aku adalah rasa yang kalian titipkan




CC : Manusia dan Pandangan Hidup



Sabtu, 19 November 2016

Sajak : MALAM PEMBALASAN

Di kedua matamu mungkin aku hanyalah keping-keping pecahan beling, yang tak mungkin kau susun ulang, digenggampun jarimu akan terluka

Cukuplah kiranya kau tahu bahwa aku meringkuk dibalik api yang kau sulut, tapi jangan sekali-kali mengadu gelak tawamu padanya sedang kau tak kenal siapa itu air yang memadamkannya

Luka yang kau berikan tertanggal pada tanah-tanah bukit, lalu tumbuh dan menyusup menjadi tembikar-tembikar yang kau jadikan wadah api unggunmu, pedihku tersisip dalam balok-balok kayu yang kau jadikan arang di apimu

Disaat aku sibuk untuk melupa, malam ini kupersilahkan tuan membaringkan tubuh pada dipan ternyaman, disisi perapian yang hangat, disandingkan kopi hitam yang masih memburai ampasnya

Sambil menunggu ampas kopi menimbun didasar cawan, Sulutlah tembakau tuan biar hilang penat di kepala, pandanglah sejenak mata api yang menyala biru disana, yang panasnya menembus hingga ubun-ubun.

Hisaplah tembakau tuan dalam-dalam hingga hembusan asapnya mengepul sampai langit-langit, lalu seruput pelan-pelan kopi yang masih terselip pahit disitu.

Lalu pejamkan mata sejenak, itulah aku yang melukaimu lewat beling-beling, yang tertindih tawa jahatmu, yang membakarmu lewat tumpukan arang, yang memandangmu lewat celah api hangatmu, yang mengepul liar ditiap-tiap batang kretekmu, serta pahit yang kau rasakan. 

Bila kau bertanya bilamana semua ini terjadi, tanyakan pada mereka, adanya karena siapa 



CC : Manusia dan Keadilan


Sabtu, 12 November 2016

PEGERTIAN KEADILAN

Sebagai insan yang mulia sudah sepatutnya kita memahami serta menjalankan konsep keadilan baik terhadap sesama manusia ataupun kepada makhluk hidup ciptaan tuhan yang lainnya. 

Adil adalah suatu kata yang mudah diucapkan, tetapi sulit untuk direalisasikan. Setiap kita pasti mengetahui makna dari kata tersebut, tapi dalam praktik kehidupan, kata itu sering diartikan sesuai dengan selera masing-masing, artinya adil menurut si A bisa jadi tidak adil menurut si B dan seterusnya. jadi, apa itu keadilan ?
  • Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): keadilan berarti (sifat perbuatan, perlakuan) yang adil. Keadilan berarti perilaku atau perbuatan yang dalam pelaksanaannya memberikan kepada pihak lain sesuatu yang semestinya harus diterima oleh pihak lain.
  • Menurut W.J.S Poerwodarminto, kata adil berarti tidak berat sebelah dan tidak semena – mena serta tidak memihak.
  • Menurut Imam Al-Khasim adalah tindakan mengambil hak dari orang yang tentunya wajib untuk memberikannya dan memberikannya kepada setiap orang yang berhak untuk menerimanya.
Adil menurut bahasa adalah sama dan seimbang dalam segala hal, tidak bertambah dan tidak berkurang. Sedangkan menurut istilah, adil adalah memberi ganjaran kepada orang yang berbuat kebaikan dan memberi sanksi kepada orang yang berbuat kejahatan. 

Adapula yang menyebutkan bahwa, keadilan berasal dari bahasa Arab yang artinya tengah. Keadilan berarti menempatkan sesuatu di tengah, tidak berat sebelah dan menempatkan sesuatu pada tempatnya.

MACAM-MACAM KEADILAN 

Menurut teori Aristoteles :
  • Keadilan Komunikatif : Perlakuan kepada seseorang tanpa melihat jasa-jasanya.
  • Keadilan Distributif : Perlakuan kepada seseorang sesuai dengan jasa-jasa yang telah dilakukan.
  • Keadilan Kodrat Alam : Perlakukan kepada seseorang yang sesuai dengan hukum alam.
  • Keadilan Konvensional : Keadilan yang terjadi dimana seseorang telah mematuhi peraturan perundang-undangan.
  • Keadilan Perbaikan : Keadilan yang terjadi dimana seseorang telah mencemarkan nama baik orang lain.
Secara Umum :
  • Keadilan Komunikatif (Iustitia Communicativa) : suatu keadilan yang memberikan kepada masing-masing orang terhadap apa yang menjadi bagiannya yang berdasarkan hak seseorang pada suatu objek tertentu.
  • Keadilan Distributif (Iustitia Distributiva) : suatu keadilan yang memberikan kepada masing-masing terhadap apa yang telah menjadi hak pada sebuah subjek hak yaitu individu.
  • Keadilan Legal (Iustitia Legalis) : suatu keadilan menurut undang-undang yang dimana objeknya ialah masyarakat yang dilindungi UU untuk kebaikan bersama atau banum commune.
  • Keadilan Vindikatif (Iustitia Vindicativa) : suatu keadilan yang memberikan hukuman atau denda yang sesuai dengan pelanggaran atau kejatahannya.
  • Keadilan Kreatif (Iustitia Creativa) : suatu keadilan yang memberikan masing-masing orang yang berdasarkan bagiannya yang berupa kebebasan untuk menciptakan suatu kreativitas yang dimilikinya pada berbagai sebuah bidang kehidupan.
  • Keadilan Protektif (Iustitia Protektiva) : suatu keadilan dengan memberikan suatu penjagaan atau perlindungan kepada pribadi-pribadi dari tindak sewenang-wenang oleh pihak lain.
Konsep keadilan sebenarnya sudah tertuang didalam dasar negara Indonesia yaitu pada sila ke lima yang berbunyi "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia" yang berisi ajakan kepada masyarakat untuk berbuat adil.

Seiring berjalannya waktu keadilan dirasa semakin tergerus, seakan keadilan hanya dimiliki oleh orang yang berkuasa, untuk itu nilai-nilai keadilan perlu diterapkan dari hal-hal yang kecil, contoh , seorang ibu memberikan uang saku kepada anak-anaknya sesuai kebutuhan masing - masing, lalu seorang guru dengan tulus ikhlas menyampaikan pelajaran kepada seluruh muridnya tanpa memandang status sosial muridnya. 

Ketidakadilan yang banyak terjadi pada kasus-kasus besar seperti korupsi, nepotisme dan sebagainya terjadi karena kebanyakan dari kita tidak menerapkan keadilan pada hal-hal yang kecil. Seseorang yang telah melakukan ketidakadilan akan kehilangan kepercayaan, tali persaudaraan akan putus serta dapat menimbulkan kehancuran dan membawa malapetaka bagi seluruh manusia baik yang berbuat adil maupun tidak, untuk itu biasakanlah berbuat adil dimulai dari hal-hal yang sederhana.



CC : Manusia dan Keadilan

Sabtu, 05 November 2016

SAJAK : MALAM EMPAT SEBELAS

kepulan asap mengepul pekat disini tatkala malam datang
suara-suara lantang yang menghiasi kota megapolitan sedari ibadah jumat tadi memecah keheningan.

ketika toleransi menutup sebuah keimanan 
isu siapa yang sedang kita elu-elukan ?
yang disana lantang membela kemajuan
yang disitu lantang menyerukan kata-kata kema'rufan

ketika hasil tak kunjung keluar
yang terjadi adalah peristiwa bakar-membakar
lalu cacian di telinga menyebar

entah siapa yang hendak menjadi kusir 
memegang kendali atas semua hal yang sulit diminimalisir
negeri sejuta bungapun disirami hujan pasir

apabila qolbu diganggu, siapa pula yang tidak terbakar ghairahnya
lalu, siapakah musuh sejati kita ?
ialah kau yang menutup telinga akan firman-Nya, mengukir dua cerita bersebrangan

entah racun apa yang kau tenggak hingga kearifan kau sebut jalan keonaran,hatimu meyakini-Nya tapi matamu kesilauan ilusi dunia, kau tunjukan jari telunjukmu namun kau lupa tiga dari jarimu mengarah padamu. ku yakin kau tak jua tau siapa penyulut api semalam. Ialah golonganmu yang benci akan keindahan

malam kedamaian berubah menjadi kerusuhan
semuanya sudah pecah beradu 
media mana-mana pun saling perpadu
memutar poros kebenaran yang tabu
maka bersorak-sorailah sang provokator







CC : Ilmu Budaya Dasar ; Manusia & Penderitaan